Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Membeli saham
berarti anda telah memiliki hak kepemilikan atas perusahaan tersebut.
Maka dari itu, Anda berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk
dividen, pada akhir tahun periode pembukuan perusahaan
Sebagai gambaran akan kami ilustrasikan seperti ini,
Seorang teman Anda menghubungi Anda. Dia punya rencana untuk membuka sebuah Warung Bakso yang membutuhkan modal sebesar 10 juta rupiah. Ternyata dia hanya memiliki uang sebesar 8 juta. Jadi masih ada kekurangan sebesar 2 juta. Dia meminta anda untuk menutupi kekurangan tersebut.
Tentu tidak gratis. Ada imbal hasilnya. Imbal hasilnya adalah persentase kepemilikan sesuai dengan modal yang anda setorkan. Dalam hal ini, anda akan mempunyai kepemilikan terhadap Warung Bakso tersebut sebesar 20%. Ini diperoleh dari perbandingan total modal yang dibutuhkan (10 juta) dengan modal yang anda tambahkan (2 juta). Kepemilikan 20% ini berarti anda berhak tehadap segala hal dari toko sembako sebesar 20%.
Jika semua berjalan lancar dan Warung Bakso tersebut menghasilkan untung, maka anda berhak mendapat 20% darinya. Ternyata, teman anda tersebut memang pebisnis ulung. Setiap bulan, Warung tersebut mendapatkan untung yang lumayan – sebesar 2 juta sebulan. Ini berarti anda mendapat bagian sebesar 20% dari keuntungan yakni sebesar 400 ribu rupiah tiap bulannya. Anda mendapat 400 ribu sebulan hanya dengan duduk manis. Enak bukan?
Dan ternyata, bukan cuma itu. Teman anda tidak menarik semua keuntungan bagiannya (yang 80%). Dia menggunakan keuntungan bagiannya sebesar 40% untuk terus mengembangkan warung tersebut. Akhirnya, warungpun terus berkembang dan setelah setahun, nilainya meningkat menjadi dua kali lipat (sebesar 20 jt). Ini berarti anda menikmati peningkatan nilai kepemilikan sebesar dua kali lipat juga. Padahal anda hanya menyetor modal diawal saja.
Teman anda tersebutlah yang bercapek-capek menjalankan semuanya. Anda tidak perlu ngapain-ngapain. Hanya duduk manis saja. Ternyata, setelah setahun nilai kepemilikan anda (yang awalnya 2 juta) meningkat dua kali lipat (menjadi 4 juta). Nilai ini didapat berdasarkan kepemilikan 20% – 20% dari nilai total toko (20 juta) adalah 4 juta. Sudah anda menikmati keuntungan sebesar 20% setiap bulan, eh, modal anda juga berkembang dua kali lipat setelah setahun.
Melihat warung bakso yang terus berkembang, teman lainnya jadi ingin ikut serta dalam bisnis tersebut. Dia melihat bahwa warung tersebut memiliki prospek yang sangat bagus dan akan terus berkembang menjadi restoran dalam beberapa tahun kedepan.
Dia-pun mendatangi anda dan membujuk agar anda mau menjual kepemilikan warung tersebut kepadanya. Ternyata, dia bukanlah peminat satu-satunya. Beberapa teman anda juga tampak tertarik untuk mempunyai kepemilikan terhadap warung bakso tersebut. Terjadilah persaingan untuk membeli kepemilikan dari anda. Mereka berani menawar dengan harga diatas harga sekarang. Ini wajar karena mereka melihat potensi warung yang akan terus berkembang.
Akan terus menjadi semakin besar kedepannya. Mereka membeli dengan menggunakan nilai potensi masa depan tersebut. Mereka menaksir bahwa dalam lima tahun kedepan nilai warung bakso tersebut akan menjadi 200 juta. Ini berarti mereka menghitung nilai kepemilikan anda adalah sebesar 20% dari 200 juta yakni 40 juta. Meningkat sebanyak 2000% dari modal awal (2 juta). Tentu, teman anda tersebut tidak akan mau membeli pada harga masa depan tersebut.
Mereka menginginkan ada margin. Ambil-lah margin yang diinginkan adalah 50%. Berarti anda dapat menjual kepemilikan anda seharga 20 juta. Anda menikmati keuntungan sebesar 1000% dari modal awal yang anda setorkan. Tidak jelek bukan? Tentu anda semakin bahagia saat ini. Nah, ternyata akibat persaingan yang sangat ketat, ada seorang teman anda yang berani menaikkan harga pembeliannya hingga 30 juta.
Ini berarti anda menikmati keuntungan sebanyak 1500% dari peningkatan nilai modal.
No comments:
Post a Comment